Di era modernitas sekarang ini banyak orang tua yang selalu terobsesi
untuk menjadikan anak-anak mereka menjadi orang yang sukses kelak. Banyak dari mereka
siap mengeluarkan biaya yang besar untuk melancarkan tujuan itu. Mulai dari
menyekolahkan mereka di sekolah-sekolah ternama yang mempunyai reputasi baik
dan bagus tetunya. Memberi tambahan belajar di Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
yang telah teruji kemampuannya membuat anak-anak menembus jawara kelas, ujian
nasional bahkan seleksi unversitas, semua iu demi sebuah tujuan awal yaitu
sukses.
Lalu pertanyaannya;
Apakah, jika sudah mempunyai perusahaan di sebut sukses?
Apakah, jika sudah mempunyai rumah besar di sebut sukses?
Apakah , jika sudah mempunyai deposito di berbagai bank di sebut sukses?
Apakah, jika sudah menjadi pegawai negeri sipil di sebut sukses?
Apakah, jika sudah menjadi bos di sebut sukses?
Apakah, jika sudah bertitel manajer di sebut sukses?
Beberapa deret pertanyaan di atas bisa di jawab dengan jawaban “Ya”
manakala kita melihat dari sudut pandang materi semata. Akan tetapi bagaimana
dengan pertanyaan yang ini?
Apakah hanya dengan materi kita di sebut sukses?
Jawabannya tentulah “tidak” bila kita melihat sukses dari berbagai sudat
pandang yang lebih luas.
Sebagai permisalan:
Seorang bapak penjual siomay keliling dengan penghasilan pas-pas an bisa
di sebut sukses karena ia bisa menikmati pekerjaannya, bisa mencukupi kebutuhan
anak-anak dan isterinya, anak-anak mendapatkan pendidikan formal yang memadai,
meraka dapat bermain dengan riang gembira sehingga mereka menikmati hari-hari
mereka. Sang ibu dengan matematika sedderhananya membelanjakan uang untuk kebutuhan
sehari-hari, mulai dari bahan makanan dan semua urusan kerumah tanggaan
lainnya.
Isteri membantu suami dengan ketulusan hati, suka duka mereka jalani
bersama dengan sabar, saling mengajak dan saling mengingatkan akan kebaikan
yang terlupa, mengajari anak-anak akan kebaikan kehidupan, memberi suri
tauladan yang baik untuk kehidupan mendatang. Dan tidak kalah penting mengajari
keluarga mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT berikan.
So sukses itu;
Bila suami mencari rezeki yang halal.
Bila isteri dapat mengatur urusan keluarga.
Bila terjadi musyawarah di dalam kelurga.
Bila ayah bertanggung jawab akan perjanan kapal keluarga.
Bila anak-anak berkembang dengan baik menikmati fase-fase kehidupan
mereka.
Bila semua mengajak kebaikan.
Bila anak-anak mereka sekolah.
Bila semua ingat selalu dengan yang mencipta mereka.
Bila semua semangat beribadah dengan baik.
Dan seterusnya ....
Kalau boleh kita sampaikan bahwa SUKSES itu adalah BAHAGIA
Amirudin 17112014_0500